Memoar dari Bogor: the Ambassador BPJS Ketenagakerjaan

“Kedatangannya terkadang tak berarti, tapi kepergiannya menyayat hati”

1477703127306

Seringkali manusia tidak sadar bahwa kebahagiaan sangat dekat dengan dirinya. Seringkali pula mengeluh menjadi satu-satunya cara untuk mengurai masalah dan menjadikannya lebih kompleks. Keberadaan”nya” seringkali terabaikan oleh sesuatu yang dianggap lebih valueable. Kemudian, ketika kepergiaanya tiba, hanya tangis bahagia dan doa yang mengiringi langkah kepergian.

 

 

 

 
Delapan hari tepatnya 18-25 Oktober 2016, di kota hujan, Sentul, Bogor, menjadi saksi 247 pemuda dari seluruh Indonesia yang siap mengubah negaranya tercinta. Yap, dalam the Ambassador BPJS Ketenagakerjaan camp I batch 3, sedih senang, tangis tawa, dan lelah lahir batin kami tercipta. Di sini, kami ditempa menjadi lebih baik, menjadi pemuda kuat, dan menjadi pemimpin Indonesia yang pantang mundur itu tekad kami, gagah berani dan rendah hati, KSE jaya perkasa, berjiwa satria sejatiiiii *malah nyanyi -_-*. Oke lanjut. Awalnya kami dikumpulkan di Aula GDW untuk kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok. Dalam acara ini, Pak Puthut merupakan komando hingga malam pertama berakhir. Di tengah-tengah acara, tiba-tiba ada seorang kawan kami yang mengajukan pertanyaan. Singkat kata, kawan kami ini bertanya apakah ia diizinkan meninggalkan camp hari ke-4 untuk mengikuti ujian yang akan menentukan nasib kuliahnya. Tentu saja ia tidak diizinkan meninggalkan camp sebelum camp ini berakhir. Maka pada saat itu juga, detik itu juga, Ia harus menentukan pilihan untuk tetap mengikuti camp hingga akhir atau tidak mengikuti camp dan pulang malam itu juga. Sebuah keputusan yang sangat sulit saya rasa.

 
Kemudian, salah seorang diminta menyampaikan pendapatnya. Sukur-sukur pendapat tersebut merupakan solusi paling juoss dalam situasi tersebut. Akhirnya salah seorang dari kami menyarankan untuk tetap mengikuti camp, dan kami semua dilibatkan untuk meminta izin pada dosennya dengan menandatangani petisi. Woooww wuedyan, juoss. Akan tetapi, keputusan akhir tetap berada di tangan kawan kami tersebut. Dengan sangat berat hati, ia memutuskan untuk pulang ke Jakarta, mengikuti ujian karena ujian tersebut amat sangat penting dan ujian tersebut bukan individual melainkan kelompok sehingga ia harus pulang. Saat itu juga, Ia meninggalkan camp tanpa ditemani oleh panitia maupun teman sekampusnya. Saya yakin, semua orang yang ada di sana merasa sedih karena ia seorang perempuan dan harus pulang sendirian. Tapi, setiap keputusan pasti ada konsekuensinya, setiap keputusan yang ia pilih harus siap ia tanggung resikonya. Setiap langkahnya meninggalkan lokasi ia akan belajar dan saya yakin ia akan menjadi perempuan tangguh.

Cermin, Aku adalah Kamu, Kamu adalah Aku

1477704210100
Setelah kawan kami tadi meninggalkan lokasi, acara dilanjutkan dengan penentuan cermin. Cermin adalah partner yang akan susah senang berdua, sehat sakit berdua, dihukumpun berdua. Khusus untuk para jomblo, delapan hari kedepan kalian bukan jomblo lagi. Haha. Berbeda dengan batch-batch sebelumnya, cermin sudah ditentukan oleh panitia dan kami tidak bisa memilih. Yaahh, mau tidak mau, orang yang menjadi cermin kami akan susah senang bersama. Setiap orang diminta mengambil nametagnya dan mencari nama cermin yang tertera di nametag tersebut. Beberapa menit kemudian, akhirnya setiap orang dari kami sudah memiliki pasangan. Yeay. Lumayan to ada yang ngingetin kalau lupa, ada yang nyemangatin kalau ngantuk, wes pokoke ono sing perhatian!

Kelompok, representatif NKRI
Setiap orang sudah memiliki pasangan, maka selanjutnya kami harus membentuk kelompok menjadi enam kelompok. Enam kelompok atau selanjutnya disebut kabupaten kurang lebih terdiri dari 40-46 orang. Entah terseret ombak apa, saya masuk ke dalam kabupaten Minahasa. Yeay. Sa mina mina hasa, waka waka hasa… *efek gak bisa move on*. Setiap Kabupaten akan dipimpin oleh seorang Bupati. Pemilihan Bupati pun dimulai. tanpa kampanye, tanpa debat CaBup terpilihlah seorang Bupati yang kami percaya. Setelah terbentuk kabupaten-kabupaten, dua kabupaten harus bergabung untuk membentuk sebuah provinsi. Karena kabupaten kami berada di Sulawesi Utara, kami bergabung dengan Kabupaten Talaud membentuk Provinsi Sulawesi Utara. Hmm mantap! Selanjutnya, pemilihan gubernur dimulai, mulai dari pengajuan diri hingga voting. Hasil akhirnya, provinsi kami dipimpin oleh seorang gubernur.

 
Malam itu, kami diajarkan bahwa menjadi seorang pemimipin tidaklah mudah. Di pundak pemimpin ada tanggung jawab yang ia panggul. Setelah gubernur terbentuk, masing-masing gubernur harus berorasi dengan tema apa yang dilakukan untuk memperbaiki Indonesia. Akan ada reward bagi orasi terbaik, dan tentunya ada punishment untuk orasi yang berada di paling bawah. Maka pemimpin yang bijaksana harus berjuang sekuat tenaga demi kebahagiaan rakyatnya.

Strata Rakyat Camp Ambassador BPJS TK

1477704105373
kalo menurut Marx, struktur masyarakat dibagi menjadi golongan atas dan golongan bawah. Nah kalo menurut peraturan di camp ini ada tiga golongan, Bintang, Middle, dan tengkorak. Pertama, bintang. Status bintang diberikan pada kelmpok orang yang berperilaku aktif, taat, dan bersinarrrr. Kedua, middle. Status ini untuk golongan orang yang biasa-biasa saja. Yaa antara ada dan tiada lah. Ketiga, tengkorak. Ah sudahlah, pasti kalian sudah tahu status ini untuk golongan apa? Dari namanya aja sudah ngeri ya. Akan lebih baik tidak perlu saya jabarkan deskripsinya. Malam itu, para gubernur harus berusaha untuk tidak berada di posisi tengkorak. Provinsi yang mendapatkan tengkorak tidak boleh tidur di kamar dan harus tidur di Aula. Apesnya malam pertama itu, privinsi saya, Sulawesi Utara, mendapatkan tengkorak T.T

Kami tidur di Aula hanya dengan beralaskan lantai yang dingin dan berbantal tas-tas yang kami bawa. Duh Gusti, malam pertama tidak selamanya indah. Dari pengalaman menyedihkan itu, kami melakukan evaluasi, mencoba mencari solusi paling juooosss agar tidak lagi mendapatkan tengkorak. Kawan, setelah semalam di Aula kami belajar dipimpin, belajar menerima kekalahan, dan belajar bangkit dari kekalahan. Super sekali.

Officer feat Akmil, Siap, Pelatih!!
Naah, setiap sistem pasti ada pengatur atau pengendalinya bukan? Pada camp ini ada enam orang officer plus 4 pelatih dari Akmil. Entah mukjizat apa saya bisa melewati delapan hari di sini. Enam officer merupakan peserta dari batch 1 dan berpengalaman tugasnya mengatur waktu makan, istirahat, sholat, makan, dan lain-lain. Lalu Akmil buat apah?? Pelatih dari akmil kurang lebih juga bertugas mendisplinkan kami.

 
Selama di camp mungkin kami selalu kesal dengan teriakan dan ocehan para pelatih, tapi ketahuilah, bahwa saat ini kami merindukan teriakan itu. Apalagi pelatih E.P  dari Akmil dengan logat medok yang khas. Kalo diingat-ingat kami hanya bisa tertawa, Tak ulangiiii, iya menertawakan diri kami sendiri. Hahaha…. Ada juga pelatih mustofa dari Akmil yang supernya melebihi Mario Teguh. Hari-hari pertama kami melakukan perbuatan karena takut dimarahi oleh pelatih, tapi seiring berjalannya waktu, kami sadar semua itu demi kebaikan kami. Terimakasih pelatih!

 
Dalam camp ini tepat waktu adalah harga mati. Kami disediakan makan hanya 5 menit dan harus habis bis bis. 5 menit harus menghabiskan nasi dan lauk-lauknya, dan kerupuknya, dan buahnya . Paling menyedihkan kalau buahnya salak. Salak tu lhoo. Oke, semua itu tinggal kenangan~ yang jelas dalam camp ini kami diajarkan untuk menghargai waktu. Kami hanya dapat tidur kurang lebih 3 jam sehari, kemudian pukul 4.30 kami sudah melakukan olahraga pagi bersama pelatih. Senam, jogging, daaaaan push up. Pernah suatu hari, karena kami banyak melakukan kesalahan, hukuman yang kami terima adalah guling-guling. Iya guling-guling di halaman karena push up sudah terlalu biasa. Saya enggak mungkin lupa berguling-guling memakai baju putih dan jilbab putih. Dengan olahraga setiap pagi badan sehat jiwa pun sehat. Dua kali mantap, hmmm mantap, hmmm mantap!

Tanpa Alat Komunikasi
Bagaimana rasanya hidup tanpa gadget atau HP? Enggak bisa sms keluarga, teman, pacar, atau mantan. *eeh* Enggak bisa upload foto ig, buat status, scroll timeline dan enggak bisa juga baca line today berita Jesica Kumala Wongso . Di hari kedua HP kami disimpan oleh officer dan kami dilarang berkomunikasi dengan dunia luar. Kami diizinkan mengabarkan kerabat dan memberikan nomor pelatih apabila ada hal urgent. Tidak apa tanpa gadget, toh doi cuma ngeread kalo dichat *opo toh*. Lanjut!

Terima kasih Freshcare!
Karena jam tidur yang sangat kurang, banyak dari kami akhirnya tidur pada saat materi di kelas. Betapa beratnya menahan kantuk, mata kami rasanya digantungi beban berkilo-kilo sehingga materi yang disampaikan seperti lagu pengiring tidur. Nah, di sini tugas cermin diperlukan. Cermin yang baik adalah membangunkan ketika tertidur, tapi cermin yang bro adalah ikut tidur ketika cerminnya tertidur. Haha enggak deng, kita harus tetap melek!

 
Tipsnya adalah oleskan freshcare di bawah mata, bukan di mata lho. Niscaya mata akan pedes dan ngantuk pun hilang. Selesai urusan ngantuk! Tapi bagaimana dengan ngantuk yang membandel? Yang setelah pedesnya hilang, ngantuk datang lagi? Saya mencubit tangan saya sendiri. Sampai bangun, sampai biru tangan adek T.T. Tapi bagaimana jika kedua tips tersebut sudah dilakukan tapi tetap mengantuk? *Ckck kalau bukan ulah Jokowi pasti ulah Mukidi!* Terakhir, mintalah cermin membangunkan ketika materi sudah berakhir. Kelar!

 
Padahal setiap materi yang disampaikan baik oleh PDP maupun Akmil sangat menarik dan sangat inspiratif lah pokoknya. Sungguh pelajaran yang tidak akan kami dapatkan di perkuliahan.

Tantangan Pemuda Indonesia

1477703076786
the ambassador BPJS TK KSE UGM

Kami adalah pemuda Indonesia harapan bangsa. Indonesia ada di tangan kita bersama. maka jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu, tapi apa yang telah engkau berikan pada bangsamu. Perbedaan suku, bahasa, ras, budaya, agama, dan warna kulit bukan penghalang memajukan Indonesia. Justru keberagaman tersebut membuat kita semakin solid. Semakin menyayangi dan menghargai perbedaan. Bahwa kita adalah satu, kita lahir di bumi pertiwi. Kami dipertemukan dalam momen yang tidak akan pernah kami lupakan. Kami bangga bisa ada di tengah-tengah pemuda hebat. Pemuda yang penuh mimpi mengubah bangsanya menjadi lebih baik. Pemuda calon pemimpin bangsa yang berkarakter.

 

Dan kata terakhir yang dapat saya ucapkan hanya Terima Kasih BPJS Ketenagakerjaa, Terima Kasih KSE. Semoga kita dipertemukan di camp selanjutnya dan berproses bersama lagi, menjadi the Ambassador BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian kita bisa

saling berbagi freshcare 
Siapa kita! Ambassador! BPJS Ketenagakerjaan! YES!

img_20161017_182737
Ambassador BPJS KSE UGM

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.