Dompet Digital Langkah Awal Indonesia Menuju Cashless Society

 

Setiap tahunnya, anggaran sebesar 3,5 triliun Rupiah dikeluarkan untuk mencetak uang dan mendistribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia. Selain membutuhkan anggaran yang besar, proses pembuatan uang pun memakan waktu yang cukup lama. Pada tahun 2006, Bank Indonesia mulai mengeluarkan kebijakan mengenai sosialisasi dan kampanye penggunaan uang elektronik berbasis teknologi kartu. Kemudian sosialisasi tersebut berkembang menjadi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang resmi dicanangkan pada 14 Agustus 2014 lalu.

Gerakan non tunai ini, yang apabila terlaksana dengan baik, akan mewujudkan Indonesia cashless society atau masyarakat yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam setiap transaksinya. Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, Indonesia menjadi cashless society nampaknya menjadi semakin dekat. Saat ini muncul metode pembayaran elektronik non tunai yang praktis dan mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Mengenal Dompet Digital

Di era teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini, banyak aspek kehidupan yang fungsionalitasnya telah diduplikasi menjadi bentuk digital, mulai dari aspek ekonomi, sosial, hingga pendidikan. Sebut saja e-book, e-learning, e-education, e-government, e-commerce, e-cash, e-wallet dan bentuk digital/elektronik lainnya. Kemajuan teknologi tidak dipungkiri semakin memudahkan penggunanya dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya memudahkan metode pembayaran.

Jika dulu metode pembayaran dilakukan dengan menggunakan kartu kredit, debit, atau dalam bentuk cash, kini tersedia pembayaran digital yang lebih praktis. Di Indonesia, sudah banyak layanan keuangan berbasis digital yang menjadi favorit masyarakat. Salah satunya yaitu dengan menggunakan e-wallet atau dompet digital yang berusaha menandingi fungsi dari dompet tradisional.

Dengan layanan ini, pengguna dapat melakukan transaksi tanpa uang tunai. Pengguna juga dapat melakukan pembelian secara offline maupun online hanya dengan menggunakan saldo di e-wallet-nya. Perkembangan teknologi digital tersebut membuat beberapa sektor industri harus beradaptasi dengan kehadirannya untuk menjaga eksistensi di tengah peradaban. Lalu apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan dompet digital yang tengah menjamur di Indonesia?

Keunggulan Dompet Digital

Dompet digital memang menjadi salah satu terobosan alat pembayaran masa kini. Pengguna dapat menggunakan dompet digital yang sudah didepositokan sejumlah dana. Dompet digital ini seperti rekening online yang bisa dimanfaatkan untuk membayar tagihan, mulai dari tagihan pulsa, listrik, BPJS, kartu kredit, pinjaman, hingga zakat bulanan, belanja online dan membeli fasilitas transportasi. Selain itu kelebihan lain dompet digital yaitu:

1. Mudah dan Praktis

Di kota-kota besar di Indonesia, e-wallet umum digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Alasan utama yang membuat e-wallet banyak diminati adalah kemudahan dan kepraktisan. Tidak perlu repot membawa dompet, kini wujud dompet yang umumnya terbuat dari kulit berubah menjadi dompet digital yang diintegrasikan pada sebuah gadget.

2. Aman dan Nyaman

Tentunya transaksi elektronik ini telah didesain untuk keamanan pengguna. Selain itu, pengguna dompet digital tidak perlu terlalu khawatir apabila dompet digital hilang. Hilang dompet artinya hilang juga SIM, KTP, ATM, Kartu Kredit, dan pastinya uang, tetapi jika gadgetpengguna hilang, belum tentu isi saldo dompet digitalnya turut raib. Selain itu, hampir seluruh aplikasi e-wallet mengharuskan penggunanya mengetikkan PIN transaksi terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran.

3. Pencatatan Rapi

Keunggulan lainnya dari dompet digital ini adalah adanya transaksi histori yang mempermudah dalam pencatatan keuangan. Informasi transaksi yang tercatat juga lebih detail dan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan jelas.

4. Hemat Anggaran Negara

menekan biaya pengelolaan uang rupiah dan cash handling. Penggunaan instrumen non tunai akan menekan ongkos pencetakan uang tunai. Setiap tahun anggaran sebesar Rp3,5 triliun digelontorkan untuk mencetak uang baru, termasuk menggantikan uang kumal yang dihancurkan.

Meskipun memiliki banyak keunggulan dan kemudahan yang diberikan, ada pula kelemahan dari dompet digital yang beredar di tengah masyarakat.

Keterbatasan Dompet Digital

1. Layanan Masih Terbatas

Meskipun menawarkan banyak kemudahan namun layanan dompet digital ini masih terbatas. Dompet digital tidak bisa digunakan untuk berbagai transaksi. Sayangnya dompet digital ini hanya bisa digunakan untuk merchant yang sudah bekerja sama dengan penerbit dompet digital itu sendiri.

2. Ada Limit

Ada batas maksimum saldo sehingga ada batas transaksi yang diterapkan. Biasanya maksimum isi dompet digital ini sebesar Rp.10.000.000.

Indonesia Menuju Cashless Society

Gerakan ini diawali dengan program Non Tunai yang digalakkan oleh Bank Indonesia. Program ini sejatinya bertujuan untuk meminimalkan penggunaan uang kertas dan logam. Meskipun selain itu, penggunaan alat pembayaran non tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian.

Menurut mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, R. Maulana Ibrahim S, perputaran uang yang semakin cepat dalam masyarakat akan menstimulasi kegairahan dan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari money multiplier yang diciptakannya. Lebih jauh, adanya historical transaction yang terdapat pada pembayaran non tunai akan meminimalisasi tindak kejahatan korupsi.

Melihat keuntungan penggunaan dompet digital, pertanyaan apakah Indonesia harus menjadi cashless society dengan mulai meninggalkan transaksi tunai seharusnya telah terjawab. Akan tetapi, tentu akan timbul tantangan yang memerlukan pembenahan-pembenahan.

Permasalahan infrastruktur, terutama akses internet bisa menjadi salah satu tantangan utama yang wajib dibenahi. Selain itu, perkembangan transaksi elektronik juga dipengaruhi oleh tingkat literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah. Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016 menyatakan bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia baru sebesar 29,66% dari total jumlah penduduk. Hal ini dapat berarti bahwa penduduk Indonesia yang memahami cara mengelola keuangan dengan baik hanya sebesar 75 juta jiwa saja dari 240 juta penduduk Indonesia seluruhnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah budaya masyarakat. Penggunaan dompet digital saat ini masih terbatas untuk pemenuhan kebutuhan cepat saji, seperti minimarket, restoran, dan transportasi online.

Mimpi dan tujuan baik untuk mewujudkan cashless society dilanjutkan pemerintah dengan aplikasi dompet digital yang juga mendukung gerakan non tunai. Berbagai kebijakan seirama tujuan ini juga telah diberlakukan, seperti transaksi non tunai untuk pembayaran tol di seluruh Indonesia dan transportasi umum, seperti KRL, MRT dsb, merupakan langkah awal masyarakat Indonesia secara perlahan terbiasa meninggalkan transaksi tunai.

Dengan demikian, adanya komitmen pemerintah dan inovasi dompet digital yang didukung oleh kesadaran masyarakat, Indonesia segera memasuki babak baru bertransaksi, dan cashless society dapat terwujud.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.