Kita tidak menafikan kalau kita pasti pernah merasa takut, takut salah, takut dosa, takut dimarahi oleh orangtua/guru, takut gagal ketika lomba/ujian/ujian skripsi, takut ketika gelap, takut hantu, takut ketika ada binatang buas, takut ditinggalkan, takut sendirian, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Lantas, apa sih sebenarnya hal yang melatarbelakangi kita jadi merasakan ketakutan-ketakutan tersebut?
Biasanya kita merasa takut apabila ada hal buruk yang akan menimpa kita. Seperti ketika lupa mengerjakan tugas sekolah, kita takut jika nantinya kita akan dimarahi dan dihukum oleh guru atau dosen killer. Kita mempercayai bahwa ketika ada hal buruk yang menimpa kita, kita akan merasa takut. Saya juga percaya tentang kehidupan setelah kematian, oleh sebab itu berusaha untuk beramal sebanyak-banyaknya. Lebih jauh lagi kita berharap dijauhkan dari hal buruk dan mendapatkan hal yang baik.
Apabila begitu caranya rasa takut bekerja, berarti setiap orang yang masih menyimpan rasa takut, masih menyimpan harapan untuk dirinya. Orang yang sudah tidak mempunyai harapan, tidak lagi menyimpan ketakutan. Mereka yang memutuskan untuk mengakhiri kehidupan pastilah melawan ketakutannya atau mungkin menghilangkan semua rasa takutnya sebab tak ada lagi yang hendak diharapkan.
“Orang yang sudah tidak mempunyai harapan, tidak lagi menyimpan ketakutan.”
Saya ingat salah satu cerpen Okky Madasari yang berjudul “Bahagia Bersyarat”. Dalam cerpen itu, tokoh utama memimpikan kebahagiaan yang sempurna dalam hidupnya. Akan tetapi, setelah menyadari bahwa dirinya tidak mendapatkan kebahagiaan yang diharapkan, berarti telah lenyap harapannya selama ini. Oleh karena harapan telah lenyap, Ia sudah tidak memiliki ketakutan dengan kematian. Bersyukurlah kita yang masih menyimpan ketakutan tentang masa depan, tentang hari esok, tentang hari yang kekal, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Itu tandanya kita masih menyimpan harapan-harapan yang harus dicapai.
Tentunya ketakutan yang dimiliki haruslah tidak lebih besar dari harapan kita, ketakutan hanyalah sebagai pembatas serta pemompa semangat untuk meraih hal yang diharapkan. Ketakutan itu muncul dari diri sendiri, kitalah yang mengaturnya agar ketakutan menjadi suatu kekuatan positif untuk meraih harapan-harapan kita. Untuk kita semua yang menyimpan harapan bersama dengan ketakutannya, semoga sampai pada harapan dengan ketakutan yang berhasil kau kendalikan.
Putri Aprilia